Kesekian kalinya,
Ku merintih sayu,
Terdampar diruang ilusi yang mencengkam,
Merenggut setiap denyut nadi.
Pengharapan yang semakin lama kian pudar.
Aku masih lagi di sini,
Menagih simpati…kasih seorang kekasih,
Semakin hari semakin menjauh,
Sepi sekeping hati tidak mampu lagi diselindungkan,
Biar hati dirobek sengsara…namun tegar kepenghujungnya.
Kekasihku…kau yang bernama ayah,
Apakah wajar ku kuburkan,
Setiap inci saat yang diidam,
Di memori pengharapan dengan kubur tidak bernisan?
Sekadar imiginasi yang tidak berpenghuni.
Akhirnya…pasrah mengharap segalanya,
Biar Allah penentu segala,
Jiwa ini sengsara menanti pasti,
Biar terkubur memori semalam,
Agar bertemu Cinta Illahi.
Salsabila Humaira
6 Syawal 1430
Bagaimana Tuhan ‘Mengetuk Kepala’ Hamba-Hamba-Nya
-
Apa pun penjelasan rasional berkenaan Rasionalisasi Subsidi, pihak PH-lah
pulak perlu menanggung beban penerangan dan penjelasan. Kami di side BN ni,
nak ‘...
7 months ago
0 ulasan:
Post a Comment